Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Metode - Metode Perbaikan Tanah


Tanah ialah belahan yang penting ketika kita akan mendirikan suatu bangunan atau konstruksi, MENGAPA? karena tanah ialah tempat dari fondasi bangunan itu berpijak. Jika tanah yang dipakai untuk mendirikan bangunan itu tidak memiliki daya dukung yang tinggi atau tanah yang labil maka sekuat apapun konstruksi yang kita bangun, pasti tidak akan memiliki kegunaan karena akan hancur ketika tanah mengalami perubahan yang disebabkan oleh gempa ataupun perubahan bentuk dan sifat dari tanah itu sendiri. 
Maka sangat penting bagi kita, untuk mengetahui metode - metode apa saja yang biasa dipakai dalam bidang sipil khususnya untuk memperbaiki tanah yang labil menjadi tanah yang memiliki daya dukung tinggi, memenuhi spesifikasi teknik, aman dan layak untuk didirikan sebuah bangunan. Secara garis besar, perbaikan tanah dibagi menjadi dua metode yaitu : 1) Perbaikan tanah secara tradisional dan ke 2) Perbaikan tanah dengan cara yang mekanis atau maju. Mari kita bahas kawan - kawan sekalian. 

Metode Perbaikan Tanah Secara Tradisional ialah dengan cara mengatakan pupuk organik dalam peningkatan kesuburan tanah, melalui pembentukan agregat yang lebih stabil, aerasi dan drainase tanah yang baik. Infiltrasi air hujan ke dalam tanah sanggup berlangsung sangat baik, sehingga run-off berkurang yang pada gilirannya juga akan mengurangi erosi. Bahan organik tanah juga meningkatkan kemampuan tanah menahan air (water holding capcity), sehingga jumlah air tersedia bagi tanaman juga meningkat.
Pengolahan tanah secara tradisional berkaitan juga dengan program lain mirip penyebaran benih (penanaman bibit), pemberian tanaman dan panen. Berkaitan dengan sejarah pengolahan tanah maka perkembangan dalam tujuan serta metode pengolahan tanahnya diikuti pula dengan perkembangan disain peralatan baik dari segi materi maupun alatnya (misalnya : alat bajak sawah).

Perbaikan Tanah yang Maju atau secara mekanis disebut juga perbaikan tanah dengan enersi. Umumnya dilakukan terhadap tanah timbunan. Jenis tanah sanggup berupa tanah berbutir halus maupun berbutir kasar. Pemadatan sanggup dilakukan dengan cara :
a. Gilasan
b. Tumbukan
c. Getaran
d. Kombinasi a-c dan b-c
Energi gilasan, tumbukan dan getaran berperan mendorong udara dan air tanah dari rongga atau pori-pori tanah, sekaligus memampatkan rongga menjadi semakin kecil, proses memampatkan tanah juga merubah susunan butiran menjadi lebih kompak. Cara gilasan dan tumbukan sangat cocok untuk tanah kohesif (berbutir halus), sedangkan cara gilasan dan getaran cocok untuk tanah non-kohesif (berbutir kasar). Alat pemadat kombinasi gilasan dan getaran yaitu Smoot wheel roller, cocok untuk tanah berbutri kasar. Sedangkan Pneumatic rubber tired roller cocok untuk tanah berbutir kasar maupun halus.
Berikut ini ialah usaha - usaha yang dilakukan dalam perbaikan tanah, antara lain ialah : 
1. Beton Pra cetak 
Sumber : Google.com
Beton pra cetak merupakan materi beton yang telah dibuat di pabrik dengan bentuk sesuai cetakan, kemudian beton yang dicetak tersebut diangkut dan dipasang ke tempat lokasi konstruksi bangunan. Sistem beton pracetak ialah metode konstruksi yang bisa menjawab kebutuhan di kala ini, selain itu juga praktis dan bermanfaatnya juga berdampak pada lingkungan serta bisa menghemat biaya konstruksi bangunan.

2. Serat Buatan atau Geotekstil

Sumber : Google.com
Geotekstil ialah lembaran sintesis yang tipis, fleksibel, permeable yang dipakai untuk stabilisasi dan perbaikan tanah dikaitkan dengan pekerjaan teknik sipil. Pemanfaatan geotekstil merupakan cara modern dalam usaha untuk perkuatan tanah lunak. Beberapa fungsi dari geotekstil yaitu :
a). Untuk memperkuat tanah lunak.
b). Untuk konstruksi teknik sipil yang memiliki umur rencana cukup lama dan mendukung beban yang besar mirip jalan rel dan dinding penahan tanah.
c). Sebagai lapangan pemisah, penyaring drainase dan sebagai lapisan pelindung.
Jenis geotekstil dibagi menjadi 2 yaitu Woven Geotextile (Anyaman) dan Non-Woven Geotextile (Nir-Anyam). Pengunaan Woven Geotextile akan mengatakan hasil yang lebih baik alasannya ialah arah gaya sanggup diubahsuaikan dengan arah serat, sehingga deformasi sanggup dikontrol dengan baik. Sedangkan pada Non-Woven Geotextile arah serat dalam struktur geotekstil tidak terarah, sehingga apabila dibebani maka akan terjadi deformasi yang sangat besar dan sulit dikontrol.

3. Menggunakan Alat Berat

Sumber : Google.com
Alat Berat atau Heavy Equipment ialah alat bantu yang dipakai oleh manusia untuk mengerjakan pekerjaan berat atau susah untuk dikerjakan dengan tenaga manusia / membantu manusia dalam mengerjakan pekerjaan yang berat. Di Indonesia sendiri, kita banyak mengenal aneka macam tipe alat berat, namun pada dasarnya tipe alat berat dibagi menjadi beberapa belahan yaitu :
a). Loading equipment ialah alat yang dipakai untuk menggali, mengangkat material dari sumbernya ke unit pembawa material, yang jenisnya antara lain ialah hydraulic shovel, hydraulic excavator, wheel type loader dan track type loader.
b). Heavy support equipment ialah spare part alat berat atau alat berat yang dipakai sebagai sarana pendukung disekitar loading area, dumping area maupun area perjalanan dari loading hingga dumping area. Jenisnya yaitu track type tracktor / dozer, motor grader, wheel type tracktor / wheel dozer dan asphalt compactor.
c). Lifting equipment adalah alat berat yang dipakai sebagai alat pengangkat dengan aneka macam jenis berat beban maksimal yang bisa diangkat oleh alat tersebut. Jenisnya : telescopic handler, pipelayer dan forklift.
d). Hauling equipment ialah alat berat yang dipakai sebagai alat pemindah material dari loading area. Jenisnya : off hihway truck, articulated dump truck dan scraper.
e). Drilling machine ialah spare part alat berat atau alat berat yang dipakai sebagai pengebor untuk membuat lubang yang akan dipakai sebagai tempat meletakkan materi peledak untuk diledakkan. Dalam system pengeboran ini biasanya sebuah perusahaan blasting menggunakan air compressor yang dirakit dengan attachment bor untuk pelaksanaan program drilling.

4. Penggunaan Bahan Kimia

Sumber : Google.com

Sumber : Google.com

Usaha perbaikan tanah secara kimiawi dilakukan dengan cara mencampur tanah asli dengan materi stabilitator yang dipakai harus memenuhi keriteria mirip sanggup tercampur dengan tanah asli, sanggup dipadatkan dengan baik, praktis dikerjakan dan praktis didapat, serta ekonomis.
Ada beberapa materi stabilitator tanah antara lain ialah stabilisasi tanah dengan semen yang sanggup diartikan sebagai pencampuran antara tanah yang telah dihancurkan, semen dan air. Kemudian dipadakan sehingga menghasilkan suatu material baru yang disebut Tanah-Semen (Soil Cement), dimana kekuatan karakteristik deformasi, daya tahan terhadap air, cuaca dan sebagainya sanggup diubahsuaikan dengan kebutuhan untuk pekerjaan jalan, pondasi bangunan dan jalan, fatwa sungai dan lain-lain.

5. Penyedotan atau Dewatering.
Sumber : Google.com

Dewatering ialah proses penurunan muka air tanah selama konstruksi berlangsung, selain itu juga diperuntukkan pencegahan kelongsoran simpulan adanya fatwa tanah pada galian atau bisa dipaparkan sebagai proses pemisahan antara cairan dengan padatan. Proses dewatering tidak sanggup dilakukan sekaligus, tetapi harus secara bertahap, yaitu dengan jalan :
a.  Thickening merupakan proses pemisahan antara padatan dengan cairan yang mendasarkan atas kecepatan mengendap partikel atau mineral tersebut dalam suatu pulp sehingga solid factor yang dicapai sama dengan satu (% solid = 50%).
b.  Filtrasi ialah proses pemisahan antara padatan dengan cairan jalan menyaring (dengan filter) sehingga didapatkan solid factor sama dengan empat (% solid = 100%).
c.  Drying ialah proses penghilangan air dari padatan dengan jalan pemanasan, sehingga padatan itu betul-betul bebas dari cairan atau kering (% solid = 100%).

Tujuan diadakannya proses dewatering antara lain ialah untuk :
-  Mencegah rembesan.
-  Memperbaiki kestabilan tanah.
-  Mencegah pengembungan tanah.
-  Memperbaiki karakteristik dan kompaksi tanah terutama dasar.
-  Pengeringan lubang galian.
-  Mengurangi tekanan lateral.

Selain itu, terdapat faktor penentu dalam pemilihan dewatering antara lain :
-  Sifat tanah.
-  Ait tanah.
-  Ukuran dalam galian.
-  Daya dukung tanah.
-  Kedalam dan tipe pondasi.
-  Desain dan fungsi dari struktur.
-  Rencana pekerjaan.
Keuntungan dari proses dewatering ini ialah muka air tanah menurun, longsor berkurang, lereng lebih curam dan tekanan tanah berkurang. Sedangkan kerugiannya yaitu mata air sekeliling turun dan permukaan tanah turun.





Post a Comment for "Metode - Metode Perbaikan Tanah"