Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Metode Pelaksanaan Jalan Beton Yang Lengkap



Jalan beton yaitu sebutan untuk jalan yang terbuat dari beton bertulang. Jalan ini diklaim mempunyai kekuatan yang sangat kokoh, baik untuk menahan gaya beban maupun gaya tarik. Kaprikornus tidak mengherankan apabila ketika ini banyak jalanan di Indonesia khususnya yang terbuat dari beton. Jalan beton dinilai lebih berpengaruh dan lebih kekal dibandingkan dengan jalan aspal.

Pada dasarnya, pembuatan jalan beton dilakukan dengan menggunakan metode perkerasan kaku. Perkerasan ini tersusun atas lapis pondasi bawah yang ada di atas tanah dasar (opsi), plat/slab beton sebagai lapis pondasi, dan lapisan beton di bab teratas sebagai lapis permukaan. Perkerasan kaku dengan modulus elastisitas yang tinggi memungkinkan beban sanggup didistribusikan ke bidang tanah dasar yang cukup luas sehingga kapasitas struktur perkerasan terbesar diperoleh dari plat beton. Bandingkan dengan metode perkerasan lentur yang menciptakan kekuatan perkerasan didapatkan dari tebal lapis pondasi bawah, lapis pondasi, dan lapis permukaan.

Penerapan jalan raya beton yang dibuat menggunakan metode perkerasan kaku bisa menjadi pilihan yang paling tepat. Biasanya perkerasan ini dibangun menggunakan beton berkualitas tinggi yang mempunyai ketebalan paling tidak 20 cm (K-300). Dukungan beton bermutu elok tersebut ditujukan biar jalan raya mempunyai kekuatan yang lebih baik ketika bergesekan dengan roda kendaraan, tahan terhadap cuaca yang ekstrim, dan perawatannya pun lebih gampang dikerjakan.
Di bawah ini tahap-tahap pembuatan jalan beton di antaranya :
  1. Padatkan permukaan tanah urugan yang akan dibuat jalan raya. Kemudian atur ketinggiannya sedemikian rupa biar permukaan tanah tersebut benar-benar rata.
  2. Lapisan di atas tanah urugan yaitu lapisan kerikil makadam yang mempunyai ketebalan sekitar 30 cm. Lapisan ini terbuat dari penggalan kerikil belah yang berukuran lebih kecil daripada kerikil untuk pondasi.
  3. Selanjutnya lapisan di atas makadam yaitu lapisan sirdam yang juga dibuat dengan ketebalan sekitar 30 cm. Lapisan ini terdiri atas kerikil kerikil dan pasir, di mana pasir dipakai pula untuk mengisi celah-celah kerikil di lapisan makadam sehingga tertutup rapat.
  4. Lapisan sirdam yang sudah diratakan kemudian ditutup dengan hamparan plastik sebagai landasan cor beton. Hal ini dimaksudkan supaya air dari cor beton tidak cepat meresap habis ke dalam tanah sehingga pengeringan beton bisa berjalan sempurna.
  5. Di atas plastik ini selanjutnya dipasangi dengan beton decking sebagai penyangga wiremesh alias besi tulangan beton. Sebagai alternatif bisa juga menggunakan besi beton 8 mm yang dibuat S kemudian diikatkan pada wiremesh atau tulangan cor.
  6. Tulangan S tersebut lantas dipasang sebagai pengikat sekaligus pembatas antara wiremesh pada lapisan bawah dan lapisan atas, kemudian diikatkan lagi ke kawat beton/bendrat. Hal yang sama juga berlaku jikalau Anda menggunakan besi beton anyaman manual.
  7. Proses berikutnya ialah pengecoran menggunakan adukan beton dengan kualitas yang sudah diperhitungkan sebelumnya. Sebagai contoh, beton K-450 berketebalan 20 cm bisa menopang beban dengan bobot hingga mencapai 40 ton.
  8. Segera tutup kembali hasil pengecoran ini menggunakan hamparan plastik atau sarung goni secara merata. Tujuannya biar proses pengerasan cor beton sanggup berjalan tepat sehingga kualitasnya tidak menurun.
  9. Sebelum jalan beton tersebut sanggup dipakai atau dilintasi kendaraan, diharapkan perawatan terlebih dahulu hingga jalan benar-benar mengeras dengan maksimal. Adapun caranya yaitu siram jalan beton mentah tersebut menggunakan air selama 23 hari berturut-turut sehingga tidak mengalami kehilangan cairan tubuh alias kekurangan air. Beton yang mengeras secara lambat hingga normal terbukti mempunyai kualitas dan kekuatan yang lebih elok dibandingkan beton yang mengeras terlalu cepat.

Post a Comment for "Metode Pelaksanaan Jalan Beton Yang Lengkap"