Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bekisting Dan Perancah

Bekisting dan perancah merupakan sebuah struktur sementara yang niscaya akan digunakan dalam suatu proyek konstruksi baik dalam skala kecil maupun skala besar. Bekising merupakan suatu cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton segar selama dituang dan bekisting dibuat sesuai dengan kebutuhan sedangkan perancah merupakan struktur sementara yang digunakan untuk menahan beban dari material konstruksi dan insan (dalam hal ini pekerja).

Sebelum beton yang dikerjakan selesai dan masih dalam tahap pengecoran, bekisting dan perancah mempunyai peranan yang sangat penting. Apabila terdapat kesaalahan dalam pemasangan bekisting dan perancah maka konstruksi sementara dari bekisting dan perancah sanggup runtuh. Hal ini akan menjadikan kerugian baik secara material, modal, waktu bahkan nyawa.



faktor penyebab konstruksi sementara dari bekisting dan perancah runtuh:

Kurangnya kestabilan dari konstruksi bekisting dan perancah.
Kemiringan dari dari konstruksi bekisting dan perancah.
Muatan atau beban yang ditahan konstruksi bekisting dan perancah berlebih.
Tumpuan konstruksi bekisting dan perancah tidak kuat.
Keahlian pekerja dalam memasang konstruksi bekisting dan perancah.
Kualitas material yang kurang.
Gangguan secara langsung, seperti: tumbukan, hentakan ataupun getaran.

syarat konstruksi sementara dari bekisting dan perancah:

Struktur harus besar lengan berkuasa untuk menahan beban material dan pekerja.
Struktur harus kokoh / stabil.
Struktur harus rapat untuk mencegah keluarnya air semen pada dikala pengecoran.
Struktur harus gampang untuk dibongkar tanpa harus menjadikan kerusakan pada beton ataupun materi bekisting dan perancah.
Struktur harus ekonomis.
Struktur harus bersih.
Struktur harus memperlihatkan keamanan bagi pekerja.

Metode Bekisting dan Perancah:

Konvensional / Tradisional, 

merupakan metode dimana materi yang digunakan masih memakai material lokal (seperti: kayu, bambu, papan, dll). Untuk metode ini materi yang digunakan akan banyak yang terbuang, membutuhkan waktu yang usang dalam pemasangan  pekerja yang banyak dalam pemasangan serta pemakaian berulang yang  sangat terbatas.

Semi-System, 

merupakan metode dimana materi yang digunakan merupakan adonan dari material lokal dan materi buatan pabrik. Metode ini sedikit lebih baik daripada metode konvensional. Metode ini sudah sanggup digunakan untuk penggunaan yang berulang dan terus menerus walaupun masih terbatas tergantung dari kualitas material lokal yang dipakai.

Full-System, 

merupakan metode dimana materi yang digunakan sudah merupakan  materi hasil buatan pabrik. Metode ini akan menjamin keamanaan yang telah diperhitungkan oleh produsen pembuat dan material sanggup digunakan secara terus menerus. Biaya pembuatan yang relatif mahal harus diperhitungkan dalam pemilihan metode ini semoga biaya proyek tidak terfokus hanya kepada bekisting dan perancah.
Sebelum pemasangan perancah dan bekesting dimulai pastikan dasar daerah pijakan perancah besar lengan berkuasa untuk menahan beban beton, ini sangat penting untuk menghindari terjadinya (penurunan) akhir pengecoran pelat lantai berlangsung.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengecoran balok dan pelat antara lain :

  1. Menentukan elevasi lantai II kemudian lakukan penandaan sebagai pola dalam pembigestingan pelat lantai dan balok.
  2. Elevasi dasar atas begisting pelat lantai yaitu = El. LT II - (tebal spesi + keramik) - tebal pelet beton
  3. Elevasi dasar atas begisting Balok lantai yaitu = El. Dasar atas begisting pelat - (tinggi balok - tebal pelat)
  4. Pasangkan skafolding untuk balok terlebih dahulu searah balok
  5. Pasangkan Pasangkan balok 8/12 searah balok beton
  6. Pasangkan suri-suri 6/12 dengan jarak 60 cm
  7. Pasangkan begisting sesuai ukuran dimensi balok yang akan di cor
  8. Masukan pembesian yang sudah dirakit kedalam bekisting balok yang sudah disiapkan
  9. Kemudian dengan cara yang sama lakukan pada pembegistingan pada pelat beton
  10. Pasangkan Hori beam dengan jarak per 40 cm
  11. Pasangkan begisting dengan plywood dengan ketebalan 15 mm
  12. Lakukan pemasangan pembesian pelat
  13. Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi ibarat yang disyratkan pada gambar
  14. Bekisting harus cukup besar lengan berkuasa untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya
  15. Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus sanggup menghasilkan bentuk yang tetap bag struktur beton sesuai yang direncanakan
  16. Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh fasilitas pemasangan, fasilitas pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.
  17. Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusak/bocor pada dikala pelaksanaan pengecoran dan juga tidak merusak beton
  18. Dalam pemasangan bekisting harus selalu di kontrol elevasi begisting

Pembongkaran Bekesting

  1. Pekerjaan pembongkaran bekisting plat dan balok dilakukan apabila beton telah remaja yakni selama 7 hari. 
  2. Beton yang remaja ialah beton yang sanggup menahan berat sendiri dan beban dari luar
  3. Berikut yaitu tahapan pembongkaran bekisting: 
  4. Siapkan perlatan yang digunakan untuk pembongkaran 
  5. Bongkar plywood secara hati-hati untuk kepingan pinggir area yang beton yang telah cukup umur 
  6. Longgarkan u-head dan bongkar plywood kepingan tengah secara 
  7. hati-hati 
  8. Buka balok suri-suri kemudian hallow dan bongkar scaffolding
  9. Setelah proses pembongkaran bekisting, maka selanjutnya 
  10. pengecekan hasil cor yang dilakukan oleh QC. 
  11. Jika ditemui hasil  cor yang kurang bagus, maka selanjutnya dilakukan perbaikan sesuai dengan kode yang QC berikan
Kesimpulan

Bekesting dan perancah merupakan kepingan yang penting pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi beton disebuh bangunan.
Pelaksanaan bekesting dan perancah memerlukan perhatian khusus dikala merancangnya, sehingga jangan hingga terjadi kegagalan dalam pelaksanaan pengecoran maupun dikala pembongkarannya. 

Post a Comment for "Bekisting Dan Perancah"