Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pondasi Dangkal [2]

 Jenis-Jenis Pondasi Dangkal 

a) Pondasi Setempat (Single Footing) 

(1). Pengertian Pondasi Setempat Pondasi setempat; 

dibentuk pada bab yg terpisah (di bawah kolom pendukung/kolom struktur, tiang, dsb), juga biasa digunakan pada konstruksi bangunan kayu di tempat rawa-rawa. Pada bangunan sementara sering juga digunakan penumpu kerikil alam massif yang bertarah dan diletakkan di atas permukaan tanah yang diratakan.
Adapun ciri-ciri pondasi setempat adalah:

  • Jika tanahnya keras, memiliki kedalaman > 1,5 meter 
  • Pondasi dibentuk hanya di bawah kolom 
  • Masih memakai pondasi menerus sebagai referensi men-cor sloof, tidak digunakan untuk mendukung beban

Gambar 1 : Pondasi Setempat

(2). Bentuk-bentuk Pondasi Setempat 

Adapun bentuk-bentuk dari pondasi setempat antara lain: 
  • Pondasi pilar, dari pasangan kerikil kali berbentuk kerucut terpancung. 
  • Pondasi sumuran, dari galian tanah berbentuk lingkaran hingga kedalaman tanah keras, lalu diisi adukan beton tanpa tulangan dan batu-batu besar. 
  • Pondasi umpak, digunakan untuk bangunan sederhana. Pondasi umpak dipasang di bawah setiap tiang penyangga. Antara tiang dihubungkan dengan balok kayu di bab bawah tiang, di bab atas tiang menyatu dengan atapnya. Pondasi kayu dibentuk keluar permukaan tanah hingga ketinggian ± 1 meter. 


b) Pondasi Menerus (Continuous Footing

Konstruksi pondasi menerus yang sering digunakan untuk bangunan gedung satu lantai biasanya memakai materi kerikil kali (batu belah) yang sering disebut pondasi kerikil kali. Konstruksi pondasi kerikil kali digunakan untuk meneruskan beban dinding pada lantai dasar. Komponen pondasi dangkal menerus kerikil kali mencakup urugan pasir bawah pondasi, pasangan kerikil kosong (aanstamping), dan pasangan kerikil kali 
Pondasi kerikil kali dibentuk dari materi utama kerikil belah yang merupakan bahan   konstruksi pondasi yang paling banyak digunakan, alasannya yakni kerikil belah yang umumnya didapatkan dari kerikil kali yang tidak mengalami perubahan bentuk dan kualitas kalau tertanam di dalam tanah. Persyaratan  batu  belah  sebagai  bahan  konstruksi  pondasi  yakni kerikil tersebut  mempunyai  permukaan  yang  kasar,  berukuran  ±  25  cm, higienis dari segala kotoran. Batu belah yang permukaannya halus kurang baik digunakan sebagai materi pondasi, sehingga harus dipecah terlebih dahulu  supaya didapatkan permukaan yang kasar. Demikian juga dengan kerikil belah yang berpori sebaiknya tidak digunakan untuk materi konstruksi pondasi. Permukaan kerikil yang agresif akan menciptakan ikatan yang kokoh. 

Gambar 2: Pondasi Menerus

Post a Comment for "Pondasi Dangkal [2]"