Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Metode Pemasangan Geotekstil Woven Dan Geotextile Non Woven

Metode Pemasangan Geotekstil Woven Dan Geotextile Non Woven


Metode pelaksanaan pemasangan Geotextile wajib melalui tahapan prosedur yang baik dan benar, sehingga tidak terjadi kesalahan dapat membuat pekerjaan proyek menjadi berantakan dan gagal.

Setiap pekerjaan yang menggunakan geotextile sebagai kebutuhan proyek pembangunan jalan, harus memahami dengan baik tata cara pemasangan geotextile yang benar dan tepat. Karena jika tidak, akan membuat kondisi pekerjaan proyek tidak bisa berjalan dengan lancar dan skenario terburuknya adalah rugi besar atau gagal.

Tata cara atau metode pelaksanaan pemasangan geotextile ini memiliki prosedur yang lengkap, jadi ada analisa pekerjaan pemasangan geotexile yang benar dan perlu pelajari dengan baik.

Pada artikel kali ini kami akan menjelaskan kepada anda metode tersebut secara lengkap dan jelas, agar di kemudan hari dapat melakukan pekerjaan pemasangan sesuai dengan standar baku yang sudah ditetapkan.


Metode Pemasangan Geotekstil Woven dan Geotextile Non Woven

Pemasangan geotextile yang baik dan benar harus melalui berbagai proses tahapan sesuai dengan metode yang digunakan, tidak cuma hanya dengan melapisi permukaan tanah dan kemudian langsung ditimbun begitu saja. Tetapi pemasangan geotextile woven maupun non woven juga harus menggunakan cara dan analisa yang tepat. Berikut kami jelaskan.


Langkah-Langkah Pengerjaan Pemasangan Geotextile

  • Tahap pertama adalah pekerjaan pemasangan geotextile yang benar, setiap pelaksana harus menggelar terlebih dahulu geotextile secara bebas tanpa adanya kerutan sama sekali pada permukaan geotextile. Lakukan hal ini sacara bersamaan dengan cara setiap orang memegang ujung atas bawah dan kanan kiri. Selanjutnya geotextile yang akan dipasang harus di kaitkan pada mesin tegak lurus agar sejajar dengan timbunan  yang sudah direncanakan sejak awal. Analisa pemasangan geotextile ini harus diperencanakan dengan baik dan matang, sehingga pada saat proses pekerjaan penutupan pada timbunan benar-benar sesuai dengan lebar geotextile yang digunakan.
  • Tahap kedua setelah proses pengelaran geotextile sudah selesai, Geotextile tidak boleh di seret melalui permukaan tanah yang berlumpur karena bisa berpotensi terkena benda tajam atau keras, akibatnya berdampak buruk, bisa merusak bagian dari lembar geotextine yang akan digunakan. Selain itu juga, lapis timbunan yang akan digunakan harus ditempatkan di atas geotextile dengan ketebalan sekitar 200 antara geotextile dan roda rantai baja. Ukuran dari pemasangan ini juga harus dibatasi agar tidak terjadi berat sebelah. Alat berat yang digunakan tidak boleh berbelok pada hamparan timbunan karena bisa mengurangi pemadatan pada geotextile yang bisa membuat pergesaran yang tidak di inginkan.
  • Pada tahap selanjutnya, mengenai gundukan tanah ataupun metode harus berdasarkan dari pabrik yang biasa dipakai untuk menahan geotextile, jadi harus mengerti mengenai pemasangan dengan gundukan tanah yang dipakai. Hal ini berfungsi supaya bahan timbunan benar-benar ditempatkan dengan tepat pada lapisan geotextile.
  • Apabila terjadi bagian pada geotextile yang robek, berlubang ataupun ada sambungan yang rusak baik yang kasat mata atau tidak, Ini bisa memungkinkan geotextile harus dibongkar dan kemudian diperbaiki oleh pelaksana tanpa ada tambahan biaya pada direksi pekerjaan. Perbaikan yang bisa dilakukan biasanya dengan proses tambalan geotextile dengan jenis yang sama dan ditempatkan pada bagian atas atau area yang rusak / robek. Tambahan ini harus dilakukan dengan serapi mungkin dan selanjutnya dijahit sampai semua tepi dan rapi.

  • Selanjutnya, agar proses pekerjaan pemasangan geotextile ini dapat berjalan dengan lancar, pada konstruksi timbunan harus dilakukan dengan simetris setiap waktu, hal ini di harapkan supaya tidak terjadi yang namanya keruntuhan akibat kapasitas daya yang dukung lokal dibawah timbunan. Setiap urugan yang dipakai harus ditempatkan pada atas Geotextile yang kemudian diratakan secara merata. Gundukan persediaan tanah urugan diatas geotextile sama sekali tidak disyaratkan.
  • Setelah proses pekerjaan penimbunan dengan urugan, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah pemadatan timbunan sampai 0.5 timbunan. Intinya timbunan sekurang-kurangnya 0.3 m telah menutupi lapisan geotextile paling bawah.
  • Secara sederhananya, geotextile yang akan digunakan pada proses lapisan ini harus dilakukan dengan cara pratarik terlebih dahulu seperti metode 1 dan 2 yang sudah dijelaskan. Pemilihan metode tersebut juga tergantung dari jenis gelombang lumpur pada lokasi tersebut. Jika gelombang lumpur  kemudain timbul ketika timbunan di dorong pada lapisan geotextile yang pertama, maka harus memakai metode yang pertama. Metode pertama ini memungkinkan gelombang lumpur bisa menghilang ketika timbunan mulai disebarkan diatas geotextile, Nah, pada saat gelombang lumpur sudah tidak terbentuk lagi dan bisa menggunakan metode kedua untuk lapis geotextile paling atas agar tertutup timbunan dengan minimum ketebalan 0.3 m. Intinya, kalau gelombang lumpur tidak ada bentuk ketika timbunan sudah di dorong maka metode kedua harus dipakai diawal lapis teratas, namun kalau gelombang lumpur terbentuk harus memakai metode 1 dan dilanjutkan ke metode ke 2.
    • Metode 1 : Pemasangan geotextile yang benar adalah menghamparkan terlebih dahulu dengan arah melintang timbunan dan dijahit bersamaan, kemudian digelar secara manual agar tidak terjadi kerutan pada geotextile.
    • Metode 2 : Lapisan pertama geotextile harus dihamparkan secara melintang dan dijahit bersamaan seperti pada metode pertama. Kemudian penghamparan ini harus disebarkan dari tepi geotextile.

Sekian informasi dari kami mengenai metode pemasangan geotextile non woven dan woven berdasarkan prosedur yang benar. Semoga bermanfaat. 

Post a Comment for "Metode Pemasangan Geotekstil Woven Dan Geotextile Non Woven"