Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Definisi Rabat Beton Lantai

Rabat beton atau dikenal juga dengan beton mutu rendah biasanya merupakan jenis campuran beton dengan kandungan semen kurang dari 10 persen. Hal tersebut membuat rabat beton menjadi bahan berkekuatan rendah yang digunakan sebagai alternatif untuk tanah yang dipadatkan.



Definisi Rabat Beton

Rabat beton dapat dikatakan sebagai lapisan beton berkualitas rendah yang pelaksanaan pembangunannya berada di bawah tanah saat proses konstruksi atau pendirian bangunan berlangsung. 

Kualitas beton untuk konstruksi rabat beton tidak perlu terlalu tinggi dengan penggunaan mutu beton K 125 sudah cukup.


Fungsi Rabat Beton

Dengan kualitas yang kurang tersebut maka ada manfaat tertentu yang didapat dari rabat beton, fungsi dari rabat beton adalah :

1. Mempermudah Proses Pembuatan Cor Bangunan

Adanya rabat beton akan lebih membantu jalannya proses pembuatan sebuah kontruksi bangunan.


2. Berfungsi Sebagai Landasan

Rabat beton biasanya dibangun dengan ketebalan yang tidak lebih dari 5 cm dan memang memiliki mutu yang kurang baik karena tidak memberikan pengaruh langsung pada konstruksi bangunan.


3. Menjadikan Proses Pengerjaan Konstruksi Berjalan Lebih Cepat

Membantu menjadikan pengerjaan berjalan dengan lebih cepat terutama ketika tekstur dari tanah pijakan dalam bangunan tersebut becek dan tidak stabil.


4. Meratakan Permukaan Tanah

Perataan tersebut diperlukan terutama untuk bagian tanah dalam bangunan yang memang tidak teratur atau bergelombang sehingga mempermudah pengerjaan bagian lain diatasnya.


5. Mempermudah Pembesian Tulangan Beton

Dengan adanya rabat beton yang sudah memliki permukaan lurus dan stabil maka setelah kering pembesian tulangan beton dapat dilakukan dengan lebih mudah dibandingkan tanpa adanya rabat beton.


Adapun tahapan dalam proses pekerasan jalan menggunakan rabat beton adalah sebagai berikut :

1. Persiapan Pembetonan

Lokasi pembetonan

Sebelum dilakukan perkerasan jalan dengan menggunakan beton, lapisan jalan di bawah perkerasan harus diperiksa dahulu dengan menggunakan uji CBR. Apakah sudah memenuhi syarat kepadatan.  

Perhitungan berapa meter kubik beton perlu dilakukan agar dimensi, kekuatan dan stabilitas beton cor memenuhi persyaratan sehingga mampu menahan berat dan tekanan pengguna jalan. 

Untuk menghindari dan mencegah retaknya beton, lokasi pembetonan harus terlindung dari pengaruh cuaca langsung sehingga penguapan akibat suhu tinggi tidak terjadi.


Tersedianya bahan dasar beton

Bahan dasar untuk pembangunan jalan rabat beton adalah portland cement (semen), air, agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), dan bahan additive lainnya. 


2. Pencampuran Beton

Takaran dalam pembuatan campuran bahan dasar beton harus menggunakan ukuran yang telah dikalibrasi, yaitu untuk semen dan air: 1, agregat: 2, dan bahan aditive: 3. 

Untuk menghasilkan infrastruktur rabat beton yang berkualitas dan bermutu tinggi, maka pencampuran adonannya harus dilakukan dengan alat pencampur mekanis sehingga akan didapatkan mortal yang bersifat homogen.

Ketika dilakukan modifikasi campuran di lapangan misalnya penambahan air, maka harus selalu disertai dengan penambahan semen yaitu harus setara dengan faktor air semen yang telah ditetapkan (1%).


3. Pengangkutan, Penempatan dan Pengecoran Campuran Beton

Adonan campuran beton diangkut dari mixer/batch plant dan ditempatkan di lokasi pembetonan. Jenis-jenis alat pengangkut beton yang dapat digunakan seperti gerobak dorong, ember, talang, pompa (concrete pump), conveyor belt, bucket dan tower crane, dumper dan truck mixer. 

Kontraktor harus memperhatikan hal-hal yang harus dihindari dalam proses pengangkutan yaitu:

  • Terjadinya segregasi
  • Kehilangan pasta dan air
  • Pengurangan tingkat kemudahan pengerjaan.

Adonan campuran beton sebaiknya ditempatkan sedekat mungkin pada lokasi jalan yang akan dicor. Untuk mencegah sambungan beton dingin, maka pelaksanaan pengecoran harus dilakukan secara bertahap dan saling tumpang tindih.


4. Kompaksi (Kepadatan) Campuran Beton

Kepadatan beton sangat dipengaruhi oleh konsistensi adonan beton dan juga cara pemadatan yang dilakukan. Oleh karenanya pihak kontraktor harus benar-benar memperhatikan pengendalian mutu adonan campuran beton melalui pengukuran kekentalannya yang dilakukan secara teliti dan terukur.

Metode yang dapat digunakan adalah slump test, dimana campuran beton sebisa mungkin menghasilkan rongga udara seminimal mungkin. Sementara itu, alat yang bisa digunakan adalah penggetar mekanis (vibrator). 


5. Perawatan dan Pekerjaan Akhir Rabat Beton

Tujuan utama perawatan rabat beton adalah mencegah penguapan air secara tiba-tiba pada permukaan beton, mencegah perubahan suhu secara mendadak dan mencegah retak plastis setelah pembetonan. Berikut ini adalah tata cara perawatan rabat beton:

Gunakan bahan pelindungi beton, dapat berupa karung atau terpal yang lembab diletakkan di atas permukaan beton secara tidak langsung. 

Lakukan penyiraman halus (fog spraying) dengan air selama beberapa jam setelah finishing.

Apabila diperlukan, tambahkan cat membran yang mampu menahan air dalam beton. Cat membran ini diberikan segera setelah lapisan air hilang dan sebelum permukaan beton terlalu kering sehingga meresap. 

Tiga hari pertama setelah pengecoran beton selesai, tidak boleh ada getaran atau tumbukan di sekitar jalan rabat beton tersebut. 

Post a Comment for "Definisi Rabat Beton Lantai"